Mengirim Tulisan ke Media Massa, atau Terbitkan Sendiri Pilih Mana ?
Artikel - Mengirimkan karya tulis kita ke media massa, memang gampang-gampang susah. Gampangnya sebenarnya tinggal kirim saja. Percaya diri dengan karya yang berhasil kita tulis. Tapi susahnya adalah tak selalu setiap karya yang kita kirim langsung dimuat, bahkan ada yang sudah mencoba puluhan kali tetap saja tidak pernah dimuat.
Terlepas dari “takdir”, tapi yang jelas menembus media massa insya Allah bisa disiasati. Jadi, selain semangat dan doa, juga ada poin-poin penting yang perlu diusahakan dan diketahui berkaitan dengan naskah yang dikirim ke berbagai media massa.
Beberapa tips ini barangkali bisa menjadi inspirasi untuk bisa menembus ‘keangkeran’ media massa, baik daerah maupun nasional, bahkan mungkin internasional:
Mengenal media massa
Mendata media massa mana saja yang menjadi target pengiriman karya, lengkap dengan alamat surat dan e-mail bila perlu. Baik media massa cetak, elektronik, maupun internet.
Sangat disarankan untuk mengetahui karakter dan sasaran utama pembaca media tersebut. Ini penting agar karya kita tidak salah kirim.
Jika dikirim ke media massa cetak harian, pilih rubrik-rubrik yang bisa menerima naskah dari luar (pembaca) media tersebut dan hari apa media tersebut memuat lebih banyak naskah dari pembacanya.
Bila perlu bertanya ke redaktur media massa cetak (koran, majalah, dan tabloid) tentang panjang tulisan (dihitung jumlah halaman atau jumlah karakter) dari naskah yang akan dikirim ke media tersebut.
Persiapan dan pengiriman naskah
Pilih tema yang sedang menjadi perbincangan (tren) saat itu.
Judul tulisan yang menarik. Tidak lebih dari 4 kata.
Sesuaikan jumlah halaman yang ditetapkan media. Supaya tidak terlalu panjang atau terlalu pendek.
Gunakan istilah yang populer. Jangan yang rumit, kecuali dikirim ke media jurnal ilmiah.
Ditulis dengan font Times New Roman; 12 pt; spasi ganda; ukuran kertas A4; margin kiri dan kanan 3 cm. Ini untuk memudahkan pembacaan oleh editor.
Pastikan diedit huruf per huruf, kata per kata, dan isinya sebelum dikirim.
Mengirim karya berbeda ke banyak media massa. Tapi bisa juga karya yang sama tetapi jika dimuat di satu media, maka Anda harus menghubungi seluruh media yang dikirimi naskah yang telah dimuat di media massa lain untuk dibatalkan alias jangan diterbitkan di media tsb.
Faktor motivasi
Jangan menyerah jika karya kita yang dikirim ke media massa tak pernah dimuat. Terus lakukan. Insya Allah, suatu saat pasti dimuat. Karena apa? Karena semakin sering mengirim tulisan berarti sering menulis, kian sering menulis pasti akan semakin mahir menuangkan gagasan dan mengembangkan kreativtas dan improviasi dalam menulis. Ayo, pasti bisa!
Sering membaca perjalanan para penulis lokal atau penulis dunia dalam usahanya yang “jatuh-bangun” mengirim naskah ke media massa atau merintis karir sebagai penulis.
Mencoba menerbitkan karya sendiri
Jangan terpaku kepada media massa yang sudah sesak, sebagai penulis pemula mungkin kita akan kalah bersaing. Maka, mulailah ‘menarik’ minat media massa dari tulisan yang kita terbitkan sendiri dengan mencetak maupun di internet. Mulailah “menjual diri” kita dengan baik.
Isi blog kita dengan rutin dan sesuai keinginan kita karena pasti bebas sensor sebab editornya adalah kita sendiri. Publikasikan blog kita kepada siapa pun-di mading sekolah/mailing list.
Semoga beberapa tips sederhana ini bisa memberi inspirasi dan menggerakkan Anda untuk segera menulis!
Posting Komentar untuk "Mengirim Tulisan ke Media Massa, atau Terbitkan Sendiri Pilih Mana ?"